Minggu, 08 Mei 2011

MIND

     " M I N D  ..... "
    (By Priska Devina H)


Aku akan pergi, seminggu.
Kau tak akan melihat ku, sampai tujuh hari berlalu.
Kalau kau tanya perasaanku....,
Akan ku katakan pada mu, seperti mau mati saja aku ini.
Karena dalam seminggu aku tidak bisa kau hubungi.
Mau lewat email, BBM, sms, telp, surat, anything you mention..... Aku ngak akan punya akses itu.
Karena.... Begitulah peraturannya jika ingin mengikuti workshop meditasi ini.

Semenjak kemarin,
Kesedihan sudah menggantung di sudut hatiku.

Dan pada saat menjelang berpisah dari suami dan anakku di bandara Soekarno Hatta, kusembunyikan isak ku dalam senyum dan lambaian tangan.
Kulihat suamiku, orang yang emosinya paling tenang yang pernah kutemui, juga tidak berhasil menyembunyikan semburat kesedihan akan berpisah.

Beberapa tahun terakhir ini, frekwensi bepergianku cukup tinggi.
Dan aku jarang sesedih ini.
Namun ini lain.
Aku bukan mau ke Eropa atau Amerika. Hanya ke Bali saja!
Tapi... Hik.... Seminggu aku mesti puasa memakai semua alat komunikasi.

Itulah kawan.... Kenapa aku bilang sedihnya seperti mau pergi selamanya...
Karena dalam karantina seminggu ini, aku tidak bisa menyentuh semua alat komunikasi. Dan itu ..... begitu menakutkan.

Setiap hari, kita sudah terbiasa lebih intim ke HP daripada manusia sebenarnya.
Mulai dari mata baru melek sampai mau terlelap, kita sibuk mengecek email, sms, BBM, chat, dkk di hp kita.
Setiap detik.... Kita serasa bisa terhubung dengan orang lain, dimanapun dia berada.
Anda di Jakarta, dia di Bandung, Pontianak, Papua, Hong Kong, ataupun Eropa... You can still contact them.

Kata Ajahn Brahm, si biksu paling ramah sedunia, yang berat itu sebenarnya bukan melakukannya, tapi MEMIKIRKANnya yang buat ia terasa berat.
Benar...!
Karena belum juga berangkat, ketakutanku tidak bisa terhubung dengan orang orang terkasih selama aku di workshop...... Sudah begitu mencekam.

Anakku memelukku erat ketika mengantarku di pintu masuk check in Bandara.
Kecemasanku makin meningkat.
Bagaimana kalau ini adalah pelukan terakhirku?
Bagaimana kalau aku tidak bisa bertemu keluarga ku lagi?

Apalagi....
Saat pesawat take off...
Ketakutanku makin menggila.
Itu pilot Lion nya menyupiri nya kenceng banget!
Pesawat bergoyang goyang mulai dari take off sampai dia sdh pada ketinggian stabil saat sabuk tempat duduk sudah bisa dilepaskan.
Ini pesawat apa bis kota ya..? Seruku sebal dalam hati.
Belum pernah saya merasakan take off yang begitu mengerikan.
Ngak beda jauh dengan naik metromini tanah abang yang lagi kejar setoran!
Dalam beberapa detik, saya merasa jadi Priska paling religius, soalnya saya sibuk berdoa... Haha..

Ternyata saya takut mati juga ya...:)
Berbagai macam pikiran keluar masuk.
Mulai dari imajinasi pesawat yang tabrakan seperti dalam games tembak tembakan, lalu pesawat meledak, dan konyolnya..... Aku termasuk yang ada di dalamnya... Brrrrr...!
Sampai pada asuransi 1 milyard yang baru kutambahkan ke polis pribadiku.
Pasti ngak bisa klaim kalau ada apa apa. Wong baru proses kemarin - belum disetujui.

Sekarang....
Masih di pesawat,
Aku mengetik semua ini dgn tersenyum.
Alangkah konyolnya semua pikiran ini.
Yang bikin kita cemas, khawatir, tidak tenang, mayoritas bukanlah yang terjadi diluar kita.
Tapi lebih pada pikiran pikiran yang bermain di dalam sini.
Karena... Sekarang semua kecemasan saya sudah jauh berkurang.
Pesawat sekarang sudah lebih tenang, saya sudah setor ke toiletnya, dan bentar lagi mau istirahat, melunasi tidurku yang hanya 3 jam tadi malam, karena sibuk beresin PR dan packing sampai jam 4 dini hari.

Well.....I am coming, Bali...!
I see you when I reach Jakarta and my HP again..!

I wish you happy and healthy.
Have a beautiful sunday... :)

In the air of Jkt-Bali
@ Lion Air, 10 April 2011
Priska DH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar