Kamis, 19 Mei 2011

Teman

       TEMAN
       
Di antara ratusan teman,
hanya sedikit yang benar benar bisa membuat kita menjalin percakapan yg 'tek tok'
full dengan kelucuan dan tawa.

Beruntung, saya punya 3 teman seperti itu.
Salah satunya, bernama Sari.
Sari berperawakan kecil, kurus, mungil. Wajahnya tirus dan berambut panjang.
Sayang, umurnya tidak panjang.
Tahun lalu, sebelum lebaran menjelang,
 ia menghembuskan napas terakhir di rumah sakit dengan kondisi koma dan gawat.
Sehari sebelum ia pergi, saya menjenguknya.
Perasaan saya remuk redam bercampur takut.
Saya belum pernah melihat orang koma.... Selain nenek saya sendiri beberapa tahun sebelumnya.

"Sari... Sari... Ini aku.... Priska. Kamu bisa dengar saya...?"
Dia diam saja.
Napasnya sulit.
Aku memegang tangannya.
Kurus sekali. Benar benar tinggal tulang dan kulit.
Biasanya, saya akan mengejeknya...... Dia begitu kurus, hingga tinggal tulang dan kentut.

Pagi ini.....
Ketika saya melintasi kuburan Tanah Kusir, seperti pagi sebelumnya....
Saya teringat pada Sari.

Betapa banyak Sari kita yang terkubur di sana.
Betapa banyak air mata yang tertumpah saat kita mengantar kepergian mereka.
Betapa banyak persahabatan terukir bersama nama mereka di nisan.

Kemudian,
Saya melihat kehidupan ini.
Semasa kita hidup...
Semasa kita masih diberi napas....
Betapa banyak kali kita tidak menghargai hidup ini dan orang orang yang diberikan kepada kita.
Anak kita, suami atau istri kita, orang tua kita, guru kita, teman kita, mertua kita, ipar kita, tetangga kita, staf kita, pembantu kita,..... Semuanya!

Tiba tiba saya teringat, sebuah artikel menulis...
" Jika kamu bertengkar, coba lihat baik baik, apakah masalah itu masih akan sangat penting 40 tahun kemudian. Jika tidak, lupakan dan maafkanlah saja."
Begitu cara menghargai hidup yang sederhana ....

Tulisan ini dibuat untuk semua sahabat... Dan mereka yang sedang mencari sahabat....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar